Fungsi camshaft pada mesin mobil utamanya untuk mengatur buka tutup valve berdasarkan firing order.
Keberadaan camshaft erat hubungannya dengan mekanisme valve yang menjadi perhatian banyak pabrikan otomotif untuk meningkatkan performa atau konsumsi bahan bakar kendaraannya.

(Foto: Dekmake)
Fungsi Camshaft pada Mesin Mobil
Melansir informasi di situs web Auto2000 setidaknya ada empat fungsi camshaft, meliputi:
- Mengatur buka tutup valve berdasarkan firing order
- Memutar poros distributor
- Menggerakkan fuel pump
- Memberi sinyal kepada camshaft position sensor
Mengatur Buka Tutup Valve
Camshaft pada kendaraan bermotor roda empat memiliki bentuk seperti pipa panjang dan dilengkapi dengan tonjolan-tonjolan yang disebut cam lobe. Bagian ini terhubung dengan rocker arm yang mendorong valve.
Pada saat camshaft berputar maka valve akan terbuka atau tertutup mengikuti dorongan yang diberikan oleh cam lobe.
Di sisi lain, valve atau yang juga sering disebut sebagai klep berfungsi sebagai saluran intake dan exhaust. Camshaft dan valve bisa ditemui keberadaannya di cylinder head mesin kendaraan.
Memutar Poros Distributor
Fungsi camshaft pada mesin mobil berikutnya ialah memutar poros distributor yang letaknya berada pada sistem pengapian. Walaupun menurut sumber yang sama disebutkan kini tak semua mobil memiliki poros distributor.
Dalam hubungan antara camshaft dan poros distributor juga diperlukan komponen lain seperti drive gear untuk memutar poros distributor.
Menggerakkan Poros Fuel Pump
Secara tak langsung camshaft juga berhubung dengan sistem bahan bakar kendaraan. Lebih tepatnya camshaft bertugas memerintahkan fuel pump untuk bekerja memompa bahan bakar.
Terdapat cam lobe khusus yang menghubungkannya. Jadi ketika camshaft berputar akan diikuti pergerakan poros fuel pump untuk mulai bekerja memompa bahan bakar.
Memberi Sinyal Kepada Camshaft Position Sensor
Sampai pada titik ini dapat dipahami bahwa kerja camshaft sangat berhubungan dengan proses lain di dalam mesin mobil.
Putaran camshaft itu sendiri akan dipantau oleh camshaft position sensor. Komponen yang biasanya berada di tutup timing belt ini bertugas menentukan langkah isap atau penginjeksian.
Secara singkat itulah beberapa fungsi mendasar mengenai camshaft pada mesin mobil. Tak kalah penting, perkembangan teknologi dalam dunia otomotif memungkinkan pabrikan menciptakan mekanisme yang lebih variatif dan canggih terhadap komponen ini.

(Foto: Mechanical Boost)
DOHC vs SOHC
Saat Carmudian berencana membeli mobil atau motor baru kemungkinan besar akan melihat lembar spesifikasinya terlebih dahulu. Di dalamnya kerap ditemui singkatan DOHC atau SOHC yang mengacu pada jenis mesin kendaraan tersebut.
Bagi mereka yang belum tahu, DOHC merupakan singkatan Double Over Head Camshaft sedangkan SOHC adalah Single Over Head Camshaft.
Sesuai namanya, mesin DOHC memiliki dua buah camshaft di cylinder head-nya. Sedangkan mesin SOHC hanya memiliki satu buah camshaft. Kedua jenis mesin ini masih banyak ditemui pada produk kendaraan yang beredar di pasaran.
Tak jarang pula muncul perdebatan mengenai jenis mesin mana yang paling bagus.
SOHC (Single Over Head Camshaft)

SOHC (Foto: Autotechlabs)
Menurut buku “Technical Book of the Car: Illustrated Dictionary of New Technologies” oleh Jorge Lucendo, mesin SOHC hanya memiliki satu buah camshaft yang berfungsi mengatur intake valve dan exhaust valve.
Camshaft berada di antara dua rocker arm shaft yang mengatur masing-masing valve tersebut.
Konstruksi mesin SOHC umumnya memungkinkan adanya 2 valve per silinder. Intake valve dan exhaust valve masing-masing satu valve. Atau bisa juga tiga valve yang terdiri dari satu intake valve dan dua exhaust valve.
DOHC (Double Over Head Camshaft)

DOHC (Foto: Autotechlabs)
Mesin DOHC memiliki dua buah camshaft independen di dalam cylinder head. Satu camshaft untuk mengatur buka tutup intake valve dan satu lagi untuk exhaust valve.
Keuntungan dari penggunaan dua buah camshaft ialah memungkinkan bertambahnya jumlah valve per silinder. Dengan konfigurasi ini masing-masing silinder bisa memiliki empat buah valve terdiri dari dua intake valve dan dua exhaust valve.
Kemudian mesin DOHC juga memiliki valve lift dan air flow yang lebih baik karena camshaft langsung terhubung dengan valve. Dua hal tersebut yang membuat mesin DOHC berpotensi menghasilkan tenaga yang besar.
Lebih Bagus DOHC atau SOHC?
Baik mesin DOHC ataupun SOHC memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Sebagai contoh, mesin DOHC boleh saja lebih bertenaga, tapi konstruksinya kompleks sehingga biaya produksinya mahal.
Di lain sisi mesin SOHC memang inferior jika bicara tenaga, tapi bisa cenderung irit dalam hal konsumsi bahan bakar
Perbedaan DOHC dan SOHC
DOHC | SOHC |
---|---|
Menggunakan dua camshaft independen untuk mengoperasikan valve | Menggunakan satu buah camshaft untuk mengoperasikan semua valve |
Desain kompleks sehingga biaya produksi mahal | Komponen lebih sedikit jadi bobotnya lebih ringan |
Air flow lebih baik menuju dan keluar ruang bakar | Torsi lebih bagus pada putaran mesin rendah dan menengah |
Mesin mampu berputar dengan RPM lebih tinggi | Biaya produksi lebih murah |
Tenaga dan torsi putaran atas lebih baik | Konsumsi bahan bakar irit dan cara kerjanya hemat energi |
Dapat diimplementasikan teknologi katup variabel |
Teknologi Katup Variabel
Dalam artikel mengenai fungsi camshaft pada mesin mobil ini mari lihat juga pengaplikasian atau hubungannya dengan teknologi katup variabel.
Hampir setiap pabrikan otomotif besar memiliki teknologi katup variabel masing-masing. Contoh paling umum ialah Honda dengan Variable Valve Timing & Lift Electronic Control (VTEC) atau Toyota dengan Variable Valve Timing (VVT).
Pada dasarnya teknologi katup variabel ialah upaya merekayasa kapan (timing) dan berapa lama (lift) valve terbuka, menyesuaikan dengan putaran mesin yang terjadi pada saat itu.
Dengan adanya teknologi katup variabel maka pabrikan bisa memaksimalkan efisiensi bahan bakar dan performa tenaga yang dihasilkan mesin kendaraan pada semua rentang putaran mesin.
Upaya rekayasa tersebut tentunya akan membutuhkan peran camshaft yang berfungsi mengatur buka tutupnya valve seperti disinggung sejak awal.
Ambil contoh pada sistem VTEC milik Honda. Camshaft-nya didesain memiliki cam lobe dengan dua profil berbeda, yakni cam lobe profil pendek dan panjang.
Pada putaran mesin rendah maka cam lobe dengan profil pendek yang akan digunakan mendorong valve. Pada kondisi ini valve lift dan air flow-nya tergolong normal.
Tapi ketika putaran mesin tambah tinggi maka cam lobe dengan profil panjang yang akan digunakan mengoperasikan valve. Perpindahan antar cam lobe tersebut diatur oleh sistem hidrolik dari pelumas bertekanan.

Cam lobe pada mesin VTEC memiliki profil ketinggian berbeda (Foto: Engineering Explained Youtube)
Dikarenakan timing dan lift-nya makin besar maka air flow menjadi lebih baik.
Jumlah udara yang berlimpah tersebut kemudian dicampur dengan bahan bakar yang lebih banyak maka hasilnya ialah tenaga lebih besar.
Pada generasi-generasi lamanya, teknologi VTEC bisa ditemui pada camshaft untuk intake valve dan exhaust valve. Namun ada juga mobil Honda yang memiliki VTEC hanya pada camshaft untuk exhaust intake.
Hal tersebut ada hubungannya dengan penggunaan turbocharger. Valve lift yang lebih besar akan memudahkan sisa pembakaran keluar dari combustion chamber untuk dipampatkan menuju turbo dan knalpot.
Penulis: Mada Prastya
Editor: Dimas
Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini!
Post Views: 9,238